Kumpulan Aforisme 6 - Aforisme

Pengertian, Contoh, Jenis dan Kumpulan Aforisme

ads
<< CHIP MURAH 082250500400 >> << TERPERCAYA >>

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, 23 March 2015

Kumpulan Aforisme 6

kumpulan aforisme
Kumpulan Aforisme
  1. Saya tidak bertuah kepada orang-orang terkenal kecuali ketika masih remaja, untuk menghormati, untuk permainan, untuk kemanusiaan, atau untuk keperluan tertentu. Kita lebih baik dengan diri kita sendiri.
  2. Bagi saya yang paling penting sehubungan dengan agama Islam adalah membaca Al-Qur'an dan Hadits Rasullullah seperti yang sudah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.
  3. Mengerjakan sembahyang, membaca Al-Qur'an, berzikir, berdoa dan bersedekah dapat menentramkan jiwa dan mengembalikan harga diri.
  4. Menurut agama Islam, yang perlu kita miliki adalah Ibadah, Ilmu pengetahuan yang berguna dan Amal shaleh (Sedekah jariyah).
  5. Seorang anak sebaiknya diajar untuk tahu diri sejak kecil agar setelah dewasa perilakunya tidak menyusahkan orang lain.
  6. Kita perlu mengembangkan suatu model teknologi pendidikan yang dapat mentransformasikan masyarakat kita menjadi masyarakat berprestasi (the achieving society).
  7. Kebudayaan merupakan faktor yang menentukan individu, masyarakat dan negara. Konfigurasi nilai-nilai budaya yang ada mempengaruhi bentuk individu, masyarakat dan negara.
  8. Kita perlu segan kepada insight cendekiawan (the insight of the intelligentsia).
  9. Dalam pandangan saya pemimpin dunia dan ilmuwan dunia yang punya kelas (the classy world leader and scientist) adalah mereka yang namanya atau fotonya diabadikan dalam berbagai bentuk seperti dalam mata uang, patung, nama gedung, nama bandara, nama universitas, nama jalan dan seterusnya. Yang tidak diabadikan berarti kurang dicintai dan dikagumi oleh masyarakat dunia.
  10. Kepada para lajang Indonesia saya mengusulkan untuk membuat kartu nama dengan menuliskan sebutan-sebutan sosial atas dirinya dengan lengkap kemudian membuat riwayat hidup tidak resmi dengan lengkap, dan menyiapkan surat-surat berharga seperti surat tanah, surat rumah, SK Gaji, rekening bank, asuransi kesehatan, dan dana pensiun. Kemudian barulah para lajang bisa menjalani masa berkenalan (the courtship) sebelum memutuskan menikah.
  11. Kepada para lajang Indonesia yang dilarang pacaran oleh orangtua, malas mengejar lawan jenis, terlambat menikah, saya mengusulkan agar berkenalan dengan gadis baik-baik/shaleh/lunak/mulia karena biasanya pribadinya tidak susah sekali.
  12. Berbahagialah orangtua yang memiliki gadis baik/lunak/shaleh karena mahal harganya dimata orang-orang yang mulia. Karena saya hendak mengatakan bahwa wajah dan tubuh wanita sama saja asal termasuk kelas cantik dan bersih. Daripada cantik jelita, kaya dan terkenal tetapi hanya menyusahkan hati atau mengganggu harga diri.
  13. Cinta bisa membuat kita letih, kalau masih belum ada saling pengertian.
  14. Saya mengusulkan agar foto-foto besar para pemimpin RI/tokoh asal Minangkabau seperti Dr Mohammad Hatta (Pendiri RI bersama Dr. Ir. Soekarno dan Wakil Presiden RI pertama), Sutan Sjahrir (Perdana Menteri RI), Mr Assaat (Presiden RIS), M. Natsir (Perdana Menteri RI), Tan Malaka, Nazir Datuk Pamuntjak, Prof Mr Muhammad Yamin, Prof. Mr. Sutan Takdir Alisjahbana, H. Agus Salim, H.R. Rasuna Said, Hamka, Jenderal Samsul Bahri, Hajjah Rahmah El Yunusiah, Adinegoro, Isa Anshary, Muhammad Syafei, A.K. Gani, Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Chaerul Saleh, Chairil Anwar, drh Taufiq Ismail, H. Usmar Ismail, Syumandjaya, Marah Rusli, Abdul Muis, Drs. Asrul Sani, Jenderal Hasnan Habib, Dr. HMNM Hasjim Ning, Dr. Alfian, Prof dr Bahder Djohan, Prof Dr Emil Salim, Dr. Mochtar Lubis, Ir. Hasjrul Harahap, A.R. Soehoed, Zuber Usman, Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Jenderal Rais Abin, Prof. Dr. Muslim Thaher, Prof. Dr. Mochtar Naim, Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana, Prof. Dr. Umar Junus, Prof. Drs. Harun Zein, Jend. Prof. Awaluddin Djamin, Ir. Azwar Anas, Prof. Dr.Taufik Abdullah, Prof. Drs. Hendra Esmara, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Deliar Noer, Dr. H. Julius Sjukur, Prof. Dr. Fasli Djalal, Adityawarman, Abdoel Moeis, Rohana Kudus, Dr. H. Djaelani Naro, Prof. Dr. Basir Barthos, Chaerul Saleh, D.N. Aidit, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Dr. Tarmizi Taher, Tuanku Imam Bonjol, Rivai Apin, P.K. Ojong, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar, Prof. Dr. Meutia Hatta, Gamawan Fauzi, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Arif Rahman Hakim, Fatmawati, Prof. Dr. Asri Rasad, Sotion Ardjanggi, Kamardy Arief, Dr. Indra Djati Sidi, Abdul Latief, Leila Chairani Budiman, Prof. Dr. Sutan Zanti Arbi, Prof. Dr. Mursal Esten, Prof. Dr. Mestika Zed, Abdulgani, Prof. Dr. Sjarifuddin Baharsjah, Prof. Dr. Azrul Azwar, Prof. Dr. Khaidir Anwar, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Irman Gusman, Dr. Syahrir, Prof. Dr. Yaumil Agoes Achir, Dr. Moechtar Talib, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,Prof. Dr. Aulia, H. Rosihan Anwar, Dr. Rizal Ramli, Gadis Rasid, A.A. Navis, Drs. Hasan Basri Durin, Ed Zoelverdi, Prof. Dr. F.A. Moeloek, Drs. Arbi Sanit, Ahmad Fuadi, Muhammad Taufiq Kiemas, Prof. Dr. Ismail Suny, Basrief Arief, Dr. Asvi Warman Adam, Dr. Yasraf Amir Piliang, Bachtiar Chamsyah, Tifatul Sembiring,  Prof. Dr. Ir.Thamrin Nurdin, Kemal Idris, Arwin Rasyid, Abdul  Halim, Muhammad Chatib Basri, Dewi  Fortuna Anwar, Aisyah Amini, Nono Anwar Makarim, Adlinsjah Jenie, Dino Patti Djalal, Syaiful Sulun, Sofyan Wanandi, Karni  Ilyas, Dara Jingga, Ismet Fanany, Dara Petak, Datuk Ketumanggungan, Datuk Perpatih Nan Sebatang, M. Alwi Dahlan, Patrialis Akbar,  Dr. Indra  Djati Sidi, Prof. Mawardi Yunus, Soedjatmoko, Alex Leo Zulkarnain, Abu Hanifah, Bustanil Arifin, Fahmi Idris, Prof. Dr. Irwan Prayitno, Dr. Marzuki Usman, Emirsyah Satar, Halida Hatta, Motinggo Boesje, Minang Warman, Sutan Azwar, Arwin Rasyid, Tuanku Rao, Sultan Hassanal Bolkiah, Tuanku Abdul Rahman, Anwar Nasution, Abu Hanifah, Nizrina Nur Ubay, Syahril Sabirin, Sam Kamaruzzaman, Lukman Harun, Aulia Rahman, Oyong Liza, Ishak Liza, Ninik L. Karim, Boy G. Sakti, Harry Roesli, Leon Agusta, Amril Nurman, Sutan Harhara, Oslan Husein, Prof. Dr. Mursal Esten, Prof. Dr. Mawardi Yunus, Shanti L. Poesposoetjipto, Dipo Alam, Luluk Purwanto, Iwan Tirta, Idrus, Ani Sumadi, Zulharmans, Prof. Dr. H.H.B. Saanin Dt. Tan Pariaman, Julius Usman, Dr. Zulkarnain, Dr. Naswil Idris,  Prof. Dr. Saldi Isra, Prof. Dr. Damsar, Dr. Lie Tek Tjeng, dan seterusnya dipajang pada tempat-tempat publik di ranah minang. Tujuannya untuk menjadi tokoh idola atau imitasi generasi muda sukubangsa minangkabau. Karena orang-orang terkenal asal minang yang menduduki posisi-posisi puncak di Republik Indonesia menurun drastis dibandingkan pada masa Presiden Soekarno. Ide ini saya namakan sebagai "anjuran Tafiardi".
  15. Saya mengusulkan agar yang dipercaya sebagai pejabat negara di berbagai tingkatan adalah "the commander of intelligentsia" ( panglima cendekiawan).
  16. Laki-laki yang baik harus hati-hati dalam memutuskan untuk menikahi wanita. Perlu menilai sifat-sifatnya dan juga orangtuanya. Jangan sampai nanti lahir anak yang durhaka kepadanya dari rahim wanita itu. Belum lagi kalau hanya menghabiskan harta dengan percuma. Jadi kita jangan melihat rupa seseorang saja.
  17. Saya ingin membedakan para sarjana sebagai sarjana pemimpin, pembaca, pemerhati, pemikir, penulis, peneliti, pekerja, pemelajar, pembelajar. Puncak dari semua aktivitas di atas adalah membuat buku yang bergengsi, khas atau bermutu. Dan ini adalah aktivitas cendekiawan. Cendekiawan ditinggikan Tuhan Allah SWT sampai ke kerajaan surga. Tuhan berfirman di dalam Al-Qur'an: Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al-Qur'an). 
  18. Kalau akan menikah yang penting diperhatikan adalah harta, nama baik dan harga diri. Jadi pilihlah orang yang mempunyai harta yang cukup, nama baik dan menjaga harga diri kita (orang kaya yang baik). Kita perlu menjaga ketiga hal di atas.
  19. Hati-hati menyanjung atau mengakui seseorang karena banyak yang malah menjadi jahat terhadap orang yang menyanjung tadi. Sanjung atau akui orang yang baik atau mulia saja. Dia akan berterima kasih kepada kita.
  20. Seorang inteligensia yang akan dipercaya untuk menjadi pejabat negara sebaiknya pernah bertemu (  atau saling kenal) dengan para raja, pemimpin dan ilmuwan nasional/internasional. Lebih bagus lagi kalau mereka juga mendukung. Atau sekurang-kurangnya tahu nama-nama pemimpin/ilmuwan dunia. Lebih bagus lagi kalau tahu ide-idenya.
  21. Kita boleh mempunyai tokoh idola atau imitasi tetapi kemudian kita harus mencari tuah sendiri pada level kita karena saya percaya Tuhan memberikan kelebihan sendiri-sendiri pada tiap-tiap manusia. Atau tiap-tiap orang pasti ada saja gunanya diciptakan Tuhan. Serupa dengan ungkapan terkenal dari ilmuwan dunia Albert Einstein "Tuhan tidak melempar dadu" (Der Herr Gott Wurfelt Nicht). Tetapi yang dimaksudkan Albert Einstein dengan ungkapan di atas tentu bukan seperti itu. Mungkin maksudnya Tuhan tidak sembarangan atau bukan secara kebetulan, bukan secara tidak beraturan menciptakan alam semesta ini, tetapi diciptakan secara beraturan, ada hukum-hukum yang mengatur alam semesta seperti hukum gravitasi bumi dll.
  22. Setiap orang perlu tahu dan diketahui seleranya tentang makanan, minuman, buku, musik, warna dan tempat rekreasi kesukaannya.
  23. Karena hobi membaca, mendengarkan musik dan menonton pada umumnya adalah hobi banyak orang maka mungkin memberi kado buku-buku sastra dan sajak-sajak dunia,  VCD-DVD dari kelompok-kelompok musik terkenal dan  film-film yang bagus dapat dijadikan tradisi.
  24. Saya suka minum soft drink seperti Coca Cola, Pepsi, Susu Ultra, orange juice, teh botol sosro, teh poci, teh kotak, teeh pucuk, yakult, ORI (minuman air kelapa), hormoviton rasa anggur, jus jambu, jus sirsak, sari kacang hijau, minuman buah asam Jawa, jus tebu, atau ice cream rasa strawberry dan vanilla, pisang dan durian, es kelapa muda, dodol garut picnic, kurma, coklat susu Van Houten, popcorn (jagung kembang), French fries (kentang goreng)  atau donat srikaya, donat durian dan donat-donat lain pada Dunkin Donuts dll.
  25. The educated persons is the ruling class in the modern society. Government employees is the best citizen of the nation. The artists are only the homo ludens in the modern society. To the young generation, follow the educated persons, not the artists.

Narasumber : Drs. Tafiardi, M.Pd. 

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot